Kisah Nabi Idris AS Singkat Berperang Dengan Kaum Qabil - Nabi Idris AS adalah keturunan ke 6 dari Nabi Adam AS yang lahir di mesir. Beliau diberi nama Idris karena gemar membaca dan menulis. Nabi Idris adalah nabi yang sangat cerdas, beliaulah yang pertama kali menjinakan kuda yang semula merupakan binatang liar.
Setelah menjinakan nya ini binatang kuda itu bisa di jadikan sebagai tunggangan untuk mengangkut berbagai barang. Orang-orang yang baru melihat hal ini, merasa heran karena Nabi Idris dapat menempuh perjalanan dengan sangat cepat dari pada mereka yang masih berjalan kaki.
Dengan adanya kendaraan ini kaum nabi idris sangat terbantu dan menjadi semakin makmur. Nabi Idris manjadi orang yang disegani dan menjadi seorang panutan.
Didalam Al-Quran Nabi Idris digolongkan menjadi manusia yang sabar, karena beliau tidak mudah putus asa dalam melawan tantangan dan rintangan seberat apapun.
Nabi Idris merupakan manusia pertama yang memulai menulis dengan pena dan dianugerahi dengan berbagai kepandaian oleh Allah. Diantaranya ilmu alam semesta,ilmu tulis menulis dan ilmu berhitung.
Beliau pula yang pertama kali menjahit baju sehingga membuatnya lebih nyaman dipakai dari pada baju yang masih terbuat dari daun dan kulit hewan. Bahkan beliau dikabarkan bisa melihat surga dan neraka.
Selain itu beliau juga mengusai berbagai macam bahasa, oleh karena itulah beliau dapat dengan mudah berkomunikasi dengan manusia lainnya. Beliau pun pandai membangun rumah sederhana yang indah dan nyaman, sehingga banyak orang dari berbagai daerah yang menirunya dan meminta bantuannya.
Nabi Idris AS Berperang Dengan Kaum Qabil
Dengan ditemukannya berbagai teknologi hasil penemuan dari Nabi Idris yang membuat kaumnnya lebih makmur, Kaum anak cucu Nabi Adam lainnya yang berasal dari Qabil menjadi sangat iri.
Mereka pun mulai merencanakan sesuatu yang jahat dan mengganggu kaum Nabi Idris yang sedang bekerja. Semakin hari kaum dari Qabil semakin bertambah jahat, mereka mulai berani merampas harta benda kaum Nabi Idris dan melukai para kaum perempuan dan anak-anak.
Jumlah merekapun semakin bertambah banyak. Karna orang-orang yang tidak mau bekerja ikut menjadi golongan dari kaum keturanan Qabil.
Karena kejahatan kaum keturunan Qabil semakin meresahkan, para pendudukpun mulai melaporkan berbagai kejadian itu kepada nabi indris.
Nabi Idris lalu pergi menuju sebuah bukit dan memohon pertolongan kepada Allah SWT. Pada usia 82 tahun itulah nabi idris menjadi seorang rasul untuk memberikan peringatan kepada seluruh umat manusia.
Maka nabi Idris dengan segera melaksanakan tugasnya sebagai rasul dan memberikan peringatan kepada kaum keturunan qabil untuk kembali kejalan yang benar.
Nabi Idris berkata kepada mereka "Hai Saudaraku berhenitilah mengerjakan perbuatan jahat dan mungkar, ikutilah jalan kebenaran seperti yang diajarkan oleh nabi adam".
Namun setelah di peringatkan oleh nabi idris, kaum qabil malah menjadi sangat marah. Mereka malah menantang nabi idris untuk berperang. Maka nabi idris dan para pengikutnya mulai membuat berbagai peralatan perang dan membuat benteng pertahanan guna menahan serangan kaum keturunan qabil.
Akhirnya peperangan pun terjadi, selain menjadi seorang nabi da rasul. Nabi Idris juga merupakan seorang panglima perang.
Beliau berperang dengan sangat gagah dan berani, sehingga mendapatkan julukan asadul usud yang berarti singa dari segala singa karena tidak pernah berputus asa dalam menjalankan tugasnya untuk memerangi kejahatan.
Nabi Idris adalah ahli strategi yang sangat pintar, sehingga beliau dan pasukannya selalu dapat memenangkan berbagai pertempuran.
Namun semakin hari kaum keturunan qabil yang mungkar dan durhaka itu semakin bertambah jumlahnya dan tidak berhenti menyerang para wanita dan anak-anak dari kaum nabi idris.
Maka allah swt memerintahkan nabi idris beserta kaumnya untuk berhijrah dan meninggalkan negerinya untuk menuju tempat yang lebih aman.
Baca Juga: Kisah Nabi Nuh AS
Penutup
Demikianlah Kisah Nabi Idris AS Singkat. Yang tiada henti berperang dengan kaum keturunan qabil. Nama nabi idris diabadikan didalam Al-Quran dalam surat maryam ayat 56-57. Semoga dengan adanya kisah ini dapat mempertebal iman kita kepada para nabi dan rasul allah swt amin.